Rabu, 06 Oktober 2010

mystery corpse runs in Toraja ( Mayat Berjalan )



Mungkin kalian agak risih dan bingung tentang judul diatas "Misteri Mayat Berjalan di Toraja"?, atau adapula yang sering mendengarnya?. Ini bermula saat saya bermukim di Palopo, dan sedang berada pada rumah yang dihuni hampir seluruh keluarga berasal dari Toraja, sebuah kota yang indah dan masih belum terjamah oleh teknologi (sebenarnya saya juga orang Toraja 'dari ibu' tapi baru sekali kesana hehehe). Ternyata, dari perbincangan yang saya dengar, Toraja merupakan suatu daerah di Indonesia yang masih dihuni 80% penduduk asli, dengan banyak bukit serta pegunungan, diselimuti hampir seluruh daerah merupakan hutan. Untuk menempuhnya diperkirakan memakan waktu 8 hingga 9 jam jalur darat dari makassar. Memang kebudayaan dan adat dari Toraja masih begitu kental, semua ritual-ritul masih tetap dijalankan hingga sekarang. Konon, orang toraja sangat menghormati roh orang yang telah meninggal, entah itu ibu, bapak, nenek, atau keluarganya yang lain, karena kekeluargaan mereka begitu pekat, hingga harta benda merekapun tak bisa menandinginya. Ketika salah seorang keluarga mereka meninggal, apalagi orang paling berpengaruh di daerah tersebut, selalu diadakan acara kematian atau disebut "rambu Solo" yaitu sebuah ritual dimana mayat orang yang telah meninggal tidak dikuburkan sebelum melewati upacara "rambu solo" tersebut. Jenazah akan disimpan di rumah keluarganya hingga terkumpul dana yang memungkinkan diadakannya ritual "rambu solo" seluruh pihak keluarga akan menyumbangkan harta benda mereka baik itu berupa hewan ternak, ataupun uang, dan kalian tau ritual kematian di Toraja merupakan ritual termahal di dunia. Bayangkan setiap sanak keluarga dekat ataupun jauh akan menyumbangkan harta mereka berupa uang, Kerbau, Babi dll serta hewan termahal yaitu "Tedong bonga" sejenis Kerbau yang harganya berkisar ratusan juta rupiah per ekor.
Tedong Bonga yang harganya sampai ratusan juta rupiah per ekor

jumlah kerbau untuk kalangan bangsawan bisa berkisar dari 24 sampai dengan 100 ekor kerbau. Sedangkan warga golongan menengah diharuskan menyembelih 8 ekor kerbau ditambah dengan 50 ekor babi, dan lama upacara sekitar 3 hari.
bayangkan saja ritual ini memakan biaya hingga Ratusan bahkan miliaran rupiah hanya untuk 1 orang yang meninggal, setelah terkumpul maka diadakanalah ritual "rambu solo" dimana hewan-hewan yang telah disumbangkan akan di sembeli.
Jenazah dipindahkan dari rumah duka menuju tongkonan pertama , yaitu tongkonan dimana ia berasal. Di sana dilakukan penyembelihan 1 ekor kerbau sebagai kurban atau dalam bahasa Torajanya Ma'tinggoro Tedong, yaitu cara penyembelihan khas orang Toraja, menebas kerbau dengan parang dengan satu kali tebasan saja. 



Nah masuk pada topik utama kita yaitu Mayat Berjalan, ketika saya menyinggung apakah pernah ada hal yang aneh terhadap jenazah.? mereka pun melanjutkan, dahulu kala, warga jika ingin berpergian entah itu mengambil kayu, bahan makanan, atau sekedar ke rumah keluarga, mereka menempuhnya dengan berjalan kaki. Tidak main-main mereka melalui bukit terjal bahkan gunung untuk sampai ke tempat tujuan, nah kadang dengan begitu ada yang jatuh sakit atau terluka hingga meninggal dunia . Mendengar kabar bahwa ada salah satu keluarga mereka yang meninggal di suatu bukit, para sanak keluargapun mencari, dan akhirnya menemukannya. Tetapi untuk menggotongnya hingga kembali ke rumah memerlukan tenaga yang cukup kuat, dari situlah salah satu keluarga ada masih mempunyai kekuatan atau ilmu gaib yang diluar akal pikiran kita (mungkin jaman sekarang istilahnya hipnotis yup?). 



Mereka membuat jenazah tersebut dapat berdiri diantara kedua kakinya, dan juga mampu berjalan. Dan lebih anehnya lagi jenazah tersebut tahu jalan pulang, mengetahui rumahnya dimana, serta jenazah tersebut akan berhenti jika jenazah itu sudah baring di rumahnya. Akan tetapi ada satu pantangan tentang ritual itu, yaitu mayat tersebut tidak boleh disentuh oleh siapapun (mungkin jika disentuh mantranya bakal hilang). banyak saksi yang pernah melihat hal tersebut, dan ritual itu masih dilakukan sampai sekarang, walaupun jarang terjadi.
(by iamzgambho)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ayo master, silahkan komentarnya...