JAKARTA - Usianya 80 tahun dan seorang nenek dari 18 orang cucu. Namun, untuk soal lomba lari, ia tidak bisa dipandang remeh. Bahkan, sejumlah prestasi tingkat internasional telah ia ukir di masa senjanya itu.
R Enny Sumarni cuma sedikit terlihat lelah saat menembus finish lomba lari di Pintu Barat Daya Monas, Jakarta Pusat, Minggu (3/10/2010) pagi. Padahal, ia baru saja berlari menempuh jarak 10 Km mulai dari Monas, Jl MH Thamrin, Jl Sudirman, berputar di Bundaran Senayan, lantas kembali lagi ke Monas.
Tubuhnya masih tampak bugar. Keringat membasahi kaos merahnya yang bertuliskan 'Jakarta Red Run 10 K'. Buliran keringat juga memenuhi wajah keriputnya, namun buru-buru diusap dengan tangan. Tanpa beristirahat dan meluruskan kaki terlebih dahulu, Enny langsung menghubungi panitia untuk memberitahukan keberhasilannya menyelesaikan lomba.
"Nggak lelah, sudah biasa kok berolah raga. Selain berlari, saya juga masih sering bermain tennis," kata Enny ketika ditemui detikcom di lokasi lomba yang diadakan oleh Yayasan Jantung Indonesia (YJI) itu.
Semangat berkompetisi Enny memang terlihat luar biasa, meski sudah pasti kalah dengan peserta yang lebih muda. Enny berlari tanpa didampingi orang lain untuk menjaganya bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Ia juga tidak membawa air minum saat berlari, karena terasa berat.
Meski memakai kacamata, ibu 8 anak itu mengaku tidak mengalami masalah dengan penglihatannya saat berlari. Jarak 10 Km ditempuhnya dalam waktu 1 jam 30 menit.
"Tadi minumnya ada di Km ke-5, saya minum sebentar. Setelah itu, ya, berlari lagi," ujar warga yang tinggal di Jl Altileri No 10, RT 004/005 Kelurahan Merdeka, Sumur Bandung, Bandung, Jawa Barat, ini.
Enny, yang pendengarannya sudah sedikit menurun ini menuturkan, dia sudah beberapa kali menjuarai lomba lari kategori usia 75-80 tahun baik di dalam maupun di luar negeri. Ia menyabet juara I lomba yang diadakan di Yogyakarta (2008) dan Bandung, akhir bulan Agustus 2010 yang lalu.
Sementara untuk prestasi di luar negeri, Enny berada di urutan terdepan dalam lomba lari 5 Km di Thailand. Pada 26 September 2010 lalu, ia berhasil menyabet juara lomba gerak jalan cepat sejauh 3 Km di Singapura.
"Jumat (pekan lalu) beliau baru pulang dari Singapura terus mendaftar lomba lari lagi di sini. Awalnya saya agak khawatir juga, tapi Alhamdulillah beliau sehat-sehat saja dan berhasil finish," kata kerabat Enny, Dian, yang memilih menunggu di Monas.
Namun, agaknya Enny dan kerabat, yang telah tiba di Jakarta dari Bandung sejak Sabtu (2/10/210), kemarin, itu, harus menelan kekecewaan. Sebab, panitia tidak membagi kelompok lomba berdasarkan kriteria umur, melainkan untuk atlet dan umum.
"Nggak tahu ini ada apa nggak kriteria lomba untuk usia," kata Dian.
Enny dan rombongan keluarganya pun lantas mendekat ke panggung utama untuk menanti pengumunan siapa saja yang menjadi juara. Dan sampai penyerahan hadiah kepada peserta yang menang, yang juga dihadiri Wakil Gubernur DKI Jakarta Priyanto, namanya tidak disebut. (detiknews)
R Enny Sumarni cuma sedikit terlihat lelah saat menembus finish lomba lari di Pintu Barat Daya Monas, Jakarta Pusat, Minggu (3/10/2010) pagi. Padahal, ia baru saja berlari menempuh jarak 10 Km mulai dari Monas, Jl MH Thamrin, Jl Sudirman, berputar di Bundaran Senayan, lantas kembali lagi ke Monas.
Tubuhnya masih tampak bugar. Keringat membasahi kaos merahnya yang bertuliskan 'Jakarta Red Run 10 K'. Buliran keringat juga memenuhi wajah keriputnya, namun buru-buru diusap dengan tangan. Tanpa beristirahat dan meluruskan kaki terlebih dahulu, Enny langsung menghubungi panitia untuk memberitahukan keberhasilannya menyelesaikan lomba.
"Nggak lelah, sudah biasa kok berolah raga. Selain berlari, saya juga masih sering bermain tennis," kata Enny ketika ditemui detikcom di lokasi lomba yang diadakan oleh Yayasan Jantung Indonesia (YJI) itu.
Semangat berkompetisi Enny memang terlihat luar biasa, meski sudah pasti kalah dengan peserta yang lebih muda. Enny berlari tanpa didampingi orang lain untuk menjaganya bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Ia juga tidak membawa air minum saat berlari, karena terasa berat.
Meski memakai kacamata, ibu 8 anak itu mengaku tidak mengalami masalah dengan penglihatannya saat berlari. Jarak 10 Km ditempuhnya dalam waktu 1 jam 30 menit.
"Tadi minumnya ada di Km ke-5, saya minum sebentar. Setelah itu, ya, berlari lagi," ujar warga yang tinggal di Jl Altileri No 10, RT 004/005 Kelurahan Merdeka, Sumur Bandung, Bandung, Jawa Barat, ini.
Enny, yang pendengarannya sudah sedikit menurun ini menuturkan, dia sudah beberapa kali menjuarai lomba lari kategori usia 75-80 tahun baik di dalam maupun di luar negeri. Ia menyabet juara I lomba yang diadakan di Yogyakarta (2008) dan Bandung, akhir bulan Agustus 2010 yang lalu.
Sementara untuk prestasi di luar negeri, Enny berada di urutan terdepan dalam lomba lari 5 Km di Thailand. Pada 26 September 2010 lalu, ia berhasil menyabet juara lomba gerak jalan cepat sejauh 3 Km di Singapura.
"Jumat (pekan lalu) beliau baru pulang dari Singapura terus mendaftar lomba lari lagi di sini. Awalnya saya agak khawatir juga, tapi Alhamdulillah beliau sehat-sehat saja dan berhasil finish," kata kerabat Enny, Dian, yang memilih menunggu di Monas.
Namun, agaknya Enny dan kerabat, yang telah tiba di Jakarta dari Bandung sejak Sabtu (2/10/210), kemarin, itu, harus menelan kekecewaan. Sebab, panitia tidak membagi kelompok lomba berdasarkan kriteria umur, melainkan untuk atlet dan umum.
"Nggak tahu ini ada apa nggak kriteria lomba untuk usia," kata Dian.
Enny dan rombongan keluarganya pun lantas mendekat ke panggung utama untuk menanti pengumunan siapa saja yang menjadi juara. Dan sampai penyerahan hadiah kepada peserta yang menang, yang juga dihadiri Wakil Gubernur DKI Jakarta Priyanto, namanya tidak disebut. (detiknews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ayo master, silahkan komentarnya...