Kepada para wanita dengarkanlah aku, saudara laki-lakimu
Yang selalu berdiri di pinggir perbatasan Siang dan malam
Sungguh tak pernah aku melihat perempuan yang tertawa dengan keras
Kecuali dia menangis bersamaku
Di sini, di tepi jalan ini
Sambil menggelontarkan kata, Dasar laki-laki, kau telanjangi aku
Agar kau puas menciumku
Yang selalu berdiri di pinggir perbatasan Siang dan malam
Sungguh tak pernah aku melihat perempuan yang tertawa dengan keras
Kecuali dia menangis bersamaku
Di sini, di tepi jalan ini
Sambil menggelontarkan kata, Dasar laki-laki, kau telanjangi aku
Agar kau puas menciumku
Agar kau puas menjamahku dengan tangan
Bersama matamu yang terus menerawang
Bersama matamu yang terus menerawang
Cuihhhh…!
Cacian dech loch…!, ejek laki-laki yang melihat perempuan itu menangis di sisiku
Bukankah kamu yang membuka rambutmu untuk aku belai
Bukankah kamu yang menyodorkan dadamu untuk kusentuh
Bukankah kamu yang menelentangkan tubuhmu untuk aku jamah
Bukankah kamu yang membuka auratmu untukku
Bukankah kamu sendiri…?
Cuihhhh…!
Cacian dech loch..!, demikian ejek laki-laki yang melihat perempuan itu terus menangis
Cacian dech loch…!, ejek laki-laki yang melihat perempuan itu menangis di sisiku
Bukankah kamu yang membuka rambutmu untuk aku belai
Bukankah kamu yang menyodorkan dadamu untuk kusentuh
Bukankah kamu yang menelentangkan tubuhmu untuk aku jamah
Bukankah kamu yang membuka auratmu untukku
Bukankah kamu sendiri…?
Cuihhhh…!
Cacian dech loch..!, demikian ejek laki-laki yang melihat perempuan itu terus menangis
Kepada para wanita dengarkanlah aku, saudara laki-lakimu
Yang selalu memandang dari balik lorong
Dari dulu hingga sekarang
Sungguh tak pernah aku lihat perempuan yang berjalan tersenyum sendirian
Kecuali jatuh dalam kubangan dan di mangsa anjing-anjing jalanan
Yang buas dan terus menggonggong
Bukankah kamu yang keluar mencariku
Agar aku menggigitmu di bibirmu, di dadamu, di pahamu, dan di jantungmu
Kenapa kau salahkan aku?
Hik..hik… cacian dech loch…!
Agar aku menggigitmu di bibirmu, di dadamu, di pahamu, dan di jantungmu
Kenapa kau salahkan aku?
Hik..hik… cacian dech loch…!
Sementara para perempuan itu hanya bisa menangis
Bersamaku, di sini, di pinggir jalan ini
Sambil terus menyumpah serapah para lelaki yang menggigitnya.
Bersamaku, di sini, di pinggir jalan ini
Sambil terus menyumpah serapah para lelaki yang menggigitnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ayo master, silahkan komentarnya...