Selasa, 05 Oktober 2010

Wanita Penzinah



Kepada para wanita dengarkanlah aku, saudara laki-lakimu

Yang selalu berdiri di pinggir perbatasan Siang dan malam

Sungguh tak pernah aku melihat perempuan yang tertawa dengan keras

Kecuali dia menangis bersamaku

Di sini, di tepi jalan ini

Sambil menggelontarkan kata, Dasar laki-laki, kau telanjangi aku

Agar kau puas menciumku

Agar kau puas menjamahku dengan tangan

Bersama matamu yang terus menerawang

 
Cuihhhh…!

Cacian dech loch…!, ejek laki-laki yang melihat perempuan itu menangis di sisiku

Bukankah kamu yang membuka rambutmu untuk aku belai

Bukankah kamu yang menyodorkan dadamu untuk kusentuh

Bukankah kamu yang menelentangkan tubuhmu untuk aku jamah

Bukankah kamu yang membuka auratmu untukku

Bukankah kamu sendiri…?

Cuihhhh…!

Cacian dech loch..!, demikian ejek laki-laki yang melihat perempuan itu terus menangis
 

Kepada para wanita dengarkanlah aku, saudara laki-lakimu

Yang selalu memandang dari balik lorong

Dari dulu hingga sekarang

Sungguh tak pernah aku lihat perempuan yang berjalan tersenyum sendirian

Kecuali jatuh dalam kubangan dan di mangsa anjing-anjing jalanan

Yang buas dan terus menggonggong

 
Bukankah kamu yang keluar mencariku

Agar aku menggigitmu di bibirmu, di dadamu, di pahamu, dan di jantungmu

Kenapa kau salahkan aku?

Hik..hik… cacian dech loch…!

 
Sementara para perempuan itu hanya bisa menangis

Bersamaku, di sini, di pinggir jalan ini

Sambil terus menyumpah serapah para lelaki yang menggigitnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ayo master, silahkan komentarnya...